Jumat, 22 Oktober 2010

Bisnis Hitam Makin Menjadi

Sebuah Ironi dari bangsa yg menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Di saat bangsa ini hampir tidak berdaya mengatasi kemiskinan di sisi lain ada segelintir penguasa bisnis haram yg tertawa diatas penderitaan dari tangisan rakyat jelata. para bos2 judi, club maupun aneka bisnis ilegal lain nya semakin hari semakin mengokohkan kaki nya di bumi kita tercinta.


Entah mengapa di saat seperti ini tidak ada satupun instansi negara yg mempunyai keprihatinan dan justru malah membuka pintu selebar-lebarnya terhadap bos2 bandit ini, seakan hanya demi kepentingan nya semata mengorbankan jutaan rakyat yg terhimpit dalam suatu kondisi ikatan keterpaksaan ekonomi yg berujung tingkat kemiskinan yg tidak kunjung usai dan terus bertambah


Beberapa jumlah nama yg sudah terekspos di nusantara pun seakan tidak dihiraukan, dengan menutup mata dan membiarkan praktik2 ilegal itu terus berjalan seakan itu hal biasa, kita sebut saja Tommy Winata, Yasmin, Cocong, Chin Sie Li, Apauw maupun Olo Panggabean di Medan


Tommy Winata alias TW adalah motor serangkaian bisnis kotor yg tumbuh berkembang pesat di Jakarta, daerah Raja Mas, Kunir, Gedung ITC hingga Mangga Dua Square adalah titik dimana ada beberapa lokasi kasino non-resmi (tapi resmi juga sih-red) yg buka setiap hari dan berhasil meraup untung bersih Milyar an rupiah setiap bulan nya.


Yasmin dan Cocong tiada lain dan bukan adalah penguasa Club Suncity dan sekitarnya juga punya andil besar dalam dunia mafia indonesia, dimana pada saat pembersihan lokalisasi dimulai mereka justru menyiapkan gadis2 eksklusif dengan tarif booking yg harga nya mencapai 5x lipat dari biasa nya baik lokal maupun import


Chin Sie Li, pribadi yg satu ini bisa disebut Kaisar dalam dunia mafia indonesia, dimana namanya hampir tidak terekspos publik bahkan dengan cerdik menghindar dari setiap sorot lensa yg akan menembus ke dalam  dirinya maupun keluarga besarnya, Sejumalh kasino di Jakarta mulai dari Hailai hingga di tiap sudut elit kota Surabaya sebut saja Darmo, Ngagel, Hingga TEC Center adalah segelintir dari gurita bisninya. Jaringan bisnis Chin Sie Lie tidak hanya ada di bumi indonesia tetapi juga hingga mancanegara, sebut saja Macau, Malaysia dan Singapore, dengan kuatnya regenerasi di tubuh keluarga besar CS Li ini tentu kita harus waspada bahwa keluarga besar CS Li inilah yg nantinya menjadi akar berikutnya bagi bisnis hitam di indonesia ini


Uang yang mirip-mirip dana nonbudgeter bagi para pemimpin TNI, Polri, Pemda Setemat, tokoh ormas dan OKP, termasuk wartawan, itu justru ada di bandar 303 ini. Akses ke para petinggi itu tidaklah sulit. Sebab, begitu ada sinyal mau dipromosikan sebagai salah satu petinggi, para bandar itu langsung mengirimkan kurir sebagai salam perkenalan. Hubungan itu terus terjalin secara alamiah pula.
Untuk oknum perwira tinggi TNI dan Polri misalnya, perbulan Rp 15 miliar. Sementara setingkat di bawahnya Rp 10 miliar. Turun ke bawahnya lagi, Rp 5 miliar. Begitulah seterusnya




Lalu jika seperti ini masih mungkinkah bisnis hitam negeri ini bisa dihentikan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar